OBORNUSA.COM – Menyikapi soal dugaan ancaman terhadap wartawan media online Indotimex, buntut pemberitaan pemotongan penerima manfaat Bantuan Langsung Tunai (BLT) di desa Fafinesu B, Wartawan Indotimex Lando Tahoni bantah klarifikasi yang diberikan oleh Toni Naibesi, Senin (30/12/2024).
Lando Tahoni yang menjadi korban intimidasi dan diancam oleh Toni Naibesi membantah klarifikasinya sebab dianggap tidak sesuai dengan fakta yang diucapkan, saat menelpon dirinya dan memberi ancaman.
Tak takut dan segan-segannya, sesama rekan media angkat suara tentang kasus ini.
Salah satu Wartawan Muda, Koka Masan (Media LidahRakyat.Com) geram dan membuka suara.
Ia mengatakan, kasus ini akan ditelusuri dengan sebaik mungkin.
“Antara Saudara Toni Naibesi dan Saudara Lando Tahoni, kita upayakan agar bisa menyelesaikan persoalan ini dengan hati yang dingin karena berhubungan kita baru saja Merayakan Natal 2024 dan sedikit lagi kita akan Menyongsong Tahun Baru 2025,” terangnya.
“Dalam era informasi yang semakin canggih ini, peran wartawan semakin penting sebagai penyedia informasi yang akurat dan tepercaya. Kami, para wartawan, adalah informan negara sejati yang berdedikasi untuk menyajikan kebenaran dan fakta,” ungkapnya.
Koka dalam sapaannya sehari-hari menerangkan, bahwa, kesehariannya bukan hanya bekerja sebagai pengumpul berita, tetapi juga sebagai pengawal kebebasan pers dan demokrasi.
“Kami berhadapan dengan berbagai tantangan dan risiko, mulai dari tekanan politik, ancaman kekerasan, hingga kesulitan dalam mengakses informasi,” tandasnya
Namun, lanjutnya, kami tetap berkomitmen untuk menyajikan informasi yang seimbang, akurat, dan berimbang.
“Kami adalah mata dan telinga masyarakat yang membantu memahami peristiwa dan isu-isu yang sedang terjadi,” terang mantan Sekretaris Partai Butuh Kabupaten Timor Tengah Utara itu.
Adapun hal lain yang diharapkan, yaitu, kami tidak meminta penghargaan dari masyarakat dan pemerintah. Penghargaan ini tidak hanya berupa pengakuan, tetapi juga perlindungan dan dukungan untuk menjalankan karya jurnalistik kami dengan leluasa.
“Kami ingin terus menyajikan informasi yang berkualitas, tanpa tekanan dan intimidasi. Kami ingin menjadi sumber informasi yang dipercaya, yang membantu membangun masyarakat yang cerdas dan berpartisipasi aktif dalam demokrasi,” ucapan tegas dari mantan Alumni Fakultas Filsafat Seminari Tinggi Santo Mikhael, Penfui-Kupang.
Diakhir kata, Oktovianus menghimbau kepada semua masyarakat dan pemerintah Kabupaten TTU agar selalu memberi ruang terhadap kebebasan pers.
“Mari kita hargai peran wartawan sebagai informan negara sejati. Mari kita dukung kebebasan pers dan karya jurnalistik yang seimbang dan akurat di daerah tercinta kita ini. Tolong bantu kami dalam tugas dan profesi kami,” tutup Ketua Bidang Literasi Serikat Media Siber Indonesia Kabupaten Timor Tengah Utara (SMSI Kabupaten TTU)***