Malaka,obornusa.com//Perayaan Kamis Putih yang digelar pada hari kamis sebelum perayaan Jumat Agung dan minggu Paska yang merupakan Tri Hari Suci. Kamis Putih digelar untuk memperingati kembali Perjamuan Tuhan sebagaimana dahulu para Rasul, sebagai sahabat-sahabat-Nya berkumpul dan makan untuk terakhir kalinya bersama Yesus.
Pada perayaan ini memiliki makna agar kita mampu mengenang kembali Perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus pada malam sebelum Ia disalibkan,”ungkap Romo Frederikus Oeleu, Pr, dalam khotbahnya dihadapan ribuan umat yang menghadiri perayaan Ekaristi Kamis Putih di Paroki Gereja St. Yohanes Rasul Webriamata, pada kamis (28/03/2024)
Dalam khotbahnya Romo Frederikus menyampaikan, dengan perayaan ini Umat Katolik diseluruh dunia diingatkan kembali tentang awal mula lahirnya perayaan Ekaristi. Di samping itu juga diingatkan akan perintah baru Yesus mengenai cinta kasih dan persaudaraan, di mana diperintahkan untuk saling mengasihi serta melayani sesama sebagaimana Kristus telah memberikan teladan pelayanan dengan membasuh kaki para murid-Nya.
“Pembasuhan kaki para murid yang merupakan satu tindakan pelayan yang penuh kewibawaan yang dilayani dengan iklas. Di sisi lain, pembasuhan kaki juga diartikan sebagai simbol bahwa umat harus membersihkan hati dari segala hal yang jahat.
“Perjamuan Yesus bersama para murid-Nya merupakan perjamuan penuh Kasih dan persaudaraan. Dan Yesus tau bahwa ia akan mengalami peristiwa yang sangat menyedihkan, tetapi ia justru mengadakan perjamuan bersama para murid-Nya, dan didalam perjamuan itu ia menunjukan Kasih yang begitu besar. Dan perjamuan itu terjadi ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dengan menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. (*)
