Atambua,obornusa.com— CIS TIMOR Atambua bekerjasama dengan CSR, menyelenggarakan Lokakarya Diseminasi draf hasil dokumen kajian risiko bencana dan dokumen rencana penanggulangan bencana Kabupaten Belu. Kegiatan ini dihadiri Asisten 1 setda Belu Drs. Nikolas Umbu K Biri, Para pimpinan OPD Lingkup pemkab Belu, Para Camat, Lurah dan Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan tokoh pemuda serta Insan Pers, yang bertempat di Hotel Matahari Atambua, Jln Ade Irma suryani, Kelurahan Beirafu, Kecamatan Atambua Bara, Kabupaten Belu, selasa 26/03/2024.
Pada kesempatan tersebut, Maneger Program Incident Kabupaten Belu, Wandelinus Inta menyampaikan, Kajian Risiko ini menjadi salah satu dasar penyusunan kebijakan petensi pengurangan risiko bencana di daerah. Dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), rencana yang memuat kebijakan dan strategi serta pilihan tindakan untuk mencapai tujuan penanggulangan bencana daerah dalam waktu 5 (lima) Tahun di suatu daerah.
“Biasanya Rencana Penanggulangan Bencana merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan Daerah baik itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan memperhatikan kondisi dan prediksi bencana daerah pada masa perencanaan,”ungkap Wande.
Wande juga mengatakan bahwa Rencana Penanggulangan Bencana ditujukan kepada semua lembaga yang terkait dengan penanggulangan bencana di suatu daerah, baik pemerintah daerah maupun non pemerintah.
“Dengan kegiatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) ini, diharapkan dapat menjadi alat advokasi untuk membangun komitmen, menyediakan sumber daya, dan menyatukan aksi bagi semua lembaga yang terkait dengan pelaksanaan penanggulanagan Bencana di Daerah,”Tutur Wendi Inta.
Dalam kesempatan tersebut juga, Kepala seksi Urusan Agama Katolik pada kantor kementerian Agama kabupaten Belu, Manuel Mau Freitas,S.Ag mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga Kabupaten Belu karena memberi ruang kepada mitra kerja, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama untuk sama-sama menyusun dan mengoreksi draf-draf dokumen KRB dan RPB yang dimaksud.
“Ini menjadi pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang hal-hal ekstrim maupun peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di Kabupaten Belu, sehingga kita selalu waspada terhadap yang lagi tren di Kabupaten Belu,”tutup Manuel Freitas. (bgr)