Dalam Rangka memperingati hari jadi Kabupaten Malaka ke-10 dan memeriahkan hari Ulang Tahun Republik Indonesia (RI) yang ke-78, Pemerintah Kecamatan Wewiku turut ambil bagian dalam festival tarian (Bidu Tais Mutin) dan pembuatan makanan khas malaka (Akarbilan). Hal ini dikatakan Camat Wewiku, Yohanes Kalau Seran, S.ip., usai kegiatan tersebut berlangsung di lapangan Umum Betun, Kota Kabupaten Malaka, NTT, Selasa 15/08/2023.
Dikatakan Yohanes bahwa, terkait kegiatan festival tarian (Bidu Tais Mutin) dan pembuatan makanan khas malaka (Akarbilan) yang terselenggarakan hari ini, dirinya sebagai anak Malaka sangat bangga dengan kegiatan ini karena warisan leluhur dan budaya yang dulu sudah hampir punah telah dimunculkan kembali dan bisa dapat Rekor Muri hari ini.
“Saya sangat bangga karena dengan kegiatan-kegiatan seperti hari ini, tentunya warisan leluhur kita yang sudah hampir punah di munculkan kembali. Dan ini merupakan kerjasama kita semua mulai dari Pemerintah Kecamatan wewiku, Malaka Barat dan Weliman, juga Pemerintah Desa, para Kepala Sekolah, masyarakat dan anak-anak didik.,”ungkap Camat Yohanes.
Lanjut Yohanes menambahkan bahwa, selain turut ambil bagian di kabupaten, di Kecamatan wewiku juga diadakan beberapa rangkain kegiatan. Kegiatan yang di adakan di Kecamatan weweiku diantaranya, Lomba tarian (Bidu Tais Mutin) dan Lomba antar kader 12 Desa di Kecamatan Wewiku.
“Kegiatan di wewiku hanya dua saja, diantaranya lomba antar kader 12 Desa di Kecamatan Wewiku dan tarian (Bidu Tais Mutin) antar Desa. Hanya dua kegiatan ini yang kita selenggarakan karena, karena kita fokus melatih para peserta dari Tarian (Bidu Tais Mutin) dan pembuatan makanan khas Malaka (Akarbilan) yang diselenggarakan hari ini dalam rangkan Dirgahayu Malaka yang ke-10 dan semarak Dirgahayu Indonesia ke-78,”Kata Camat.
Dengan kegiatan ini, Camat Yohanes berharap supaya masyarakat khususnya Kecamatan Wewiku terus mengembangkan warisan leluhur seperti Tarian Bidu Tais Mutin, Akabeluk, Tua lekik, likurai, Tala (Gong) dan tarian lainnya yang hampir punah.
“Saya berharap kepada masyarakat wewiku supaya kegiatan tarian bidu tais mutin, Akabeluk, Tua Lekik, Likurai, Tala (Gong) maupun tarian warisan dari leluhur lainnya bisa ditampilkan kembali,”tutup Yohanes. (*)
