Malaka—Program balik tanah gratis terutama di lahan tidur jelang musim tanam berikutnya untuk mempermudah petani menuai beragam kritikan dari masyarakat Desa halibasar, karena Program tersebut diduga dijadikan sumber pendapatan bagi oknum tenaga pendamping, yang diutus pemerintah Desa untuk mendampingi traktor saat balik lahan masyarakat petani di Desa Halibasar.
Baca juga:
Hal tersebut disampaikan salah satu masyarakat Desa Halibasar yang enggan namanya di Mediakan, ketika ditemui media dikediamannya di Dusun Fatunesun Desa halibasar, Kecamatan Wewiku, Sabtu 26 Oktober 2024.
Baca juga:
Dikatakannya, Program balik lahan gratis dari sumber dana Desa Halibasar yang alokasikan untuk masyarakat yang membutuhkan, namun dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.
“Kronologisnya saya di kunjungi pagi tadi oleh pendamping yang mendampingi traktor balik tanah gratis dari Desa, dengan menyampaikan bahwa lahan saya mau dibalik. Lalu saya bilang, oke saya siap kopi atau rokok. Lalu dia (pendamping) tersebut bilang cukup rokok saja, karena makan siangnya di rumah salah satu aparat Desa,”ucapnya meniru pembicaraannya bersama pendamping tersebut.
Baca juga:
Lebih lanjut sumber terkuat tersebut mengatakan, dalam beberapa jam kemudian dirinya didatangi lagi oleh tenaga pendamping dari Desa tersebut kerumah dan menyampaikan bahwa, tanah miliknya (masyarakat) itu akan segera dibalik, tapi harus dibayar karena tidak terhitung sebagai lahan terdaftar.
“Beberapa jam kemudian tenaga pendamping dari Desa datang kerumah. Lalu ia (pendamping ) tersebut meyampaikan bahwa, tanah milik saya bisa di balik tapi harus kasih uang 250 ribu karena tidak terhitung lagi sebagai lahan yang terdaftar.
“Saya tidak mengerti dengan aturan yang programnya gratis, tapi sampai di masyarakat harus dibayar. Pertanyaannya, kenapa sampai di saya punya lahan harus dibayar sementara yang lain tidak dibayar. Dan kenapa sebelumnya datang sampaikan hal balik tanah gratis ini ke saya kalau memang harus dibayar. Memang kami tidak punya uang, tapi jangan semena-mena buat masyarakat seperti ini,”ungkapnya dengan berharap agar pemerintah Desa jangan mengulangi lagi hal yang sama terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Sementara kepala Desa Halibasar,ketika dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp, belum merespon hingga berita ini diturunkan. (*)